Lebong, sinarnusantaranews.com – Dalam upaya memberantas Korupsi dan Nepotisme di Indonesia ini berbagai kalangan instansi hingga lembaga dan masyarakat betul-betul harus bekerja secara ekstra tidak hanya di kalangan instansi pemerintahan bahkan sudah merambah ke pemerintahan desa, mengingat berbagai program-program unggulan yang selalu digelontor oleh pemerintahan pusat, sehingga penguasa kerap khilaf mata.
Seperti hasil dari informasi hingga penelusuran Tim Investigasi SNN menemukan kejanggalan yang di luar nalar di sebuah desa yang terletak di Kecamatan Lebong Selatan, tepatnya Desa Manai Blau Kecamatan Lebong Selatan Kabupaten Lebong Propinsi Bengkulu.
Terlihat sebuah bangunan yang informasi dari masyarakat di bangun pada tahun 2020 dan dilapisi lagi Pada tahun 2022 dengan sumber Dana Desa, bangunan rabat beton ini terlihat sudah pada hancur diduga kuat kurang bahan material dan diduga kuat gagal spek.
Lebih menariknya diduga bangunan rabat beton ini tumpang tindih pasalnya di tahun 2020 Rabat Beton ini di bangunan dengan Dana Desa dan di tahun 2021 di bangun kembali dengan sumber dana yang sama namun bangunan ini terlihat sudah sebagian hancur sedangkan bangunan ini belum terhitung lama bahkan belum mencapai 2 tahun.
Disaat tim meminta keterangan dari masyarakat setempat ibu HM (43) menjelaskan, “lihat sendiri pak baik-baik bangunan ini, sambil menuntun kami melintasi jalan yang baru selesai di bangun tahun kemarin. Ini bapak lihat bangunan ini di bangun tahun 2020, keadaannya bapak lihat sudah hancur seperti ini dan di tahun 2021 kemarin kembali di bangun. Kami sempat mempertanyakan kepada pihak pekerja, kenapa di bangun di tempat yang sama bukankah tahun kemarin sudah di bangun, lalu pekerja menjawab, “kami tidak tahu yang jelas ini perintah Kepala Desa dan kerjakan terlepas ini sudah di bangun tahun kemarin itu kami tidak tahu,” tutur ibu sambil mengikuti cara bahasa pekerja.
Tim coba menghubungi KPA/Kepala Desa Manai Blau untuk mengkonfirmasi terkait bangunan rabat beton yang di duga mark-up dan tumpang tindih serta gagal spek melalui via WhatsApp namun hingga berita ini di rilis tim belum bisa mendapat jawaban serta terhubung dengan Kepala Desa.
Tim segera berkoordinasi kepada pihak terkait dan APH agar dapat menindaklanjuti berita yang ditayangkan ini serta dapat memanggil dan memproses KPA dan kawan-kawan agar dapat mempertanggungjawabkan segala dugaan tersebut. (FB)