BENGKULU, SNN – Aktivis Lingkungan Bengkulu Dickson Aritonang, pertanyakan penanganan pemerintah Provinsi Bengkulu terkait Kekeruhan yang terjadi di Sungai Bengkulu, yang sudah di luar batas kewajaran hingga beresiko meracuni masyarakat dengan Distribusi Air oleh PDAM ke rumah-rumah.
Menurut Informasi tingkat kekeruhan sungai Bengkulu sudah mencapai 8 ribu NTU, bahkan pernah meningkat menjadi 24 ribu NTU sedangkan kemampuan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Dharma Kota Bengkulu, hanya di bawah seribu dalam menetralisir kekeruhan.
Terkait Pernyataan dari Direktur PDAM Tirta Dharma tingkat kekeruhan Sungai Bengkulu sudah bertahun tahun di ambang batas, kemampuan PDAM dalam melakukan penjernihan namun tetap didistribusikan kepada masyarakat, Dikcson Aritonang menyayangkan hal tersebut.
“Hal tersebut sudah terjadi bertahun tahun, namun sampai saat ini tidak ada tindakan dibuat Pemerintah, Kalau NTU nya sudah seperti itu, sudah jelas secara tidak langsung telah meracuni masyarakat melalui air yang didistribusikan kepada masyarakat melalui PDAM”
Terkait tindakan yang harus dilakukan Pemerintah, Dikcson Aritonang Mempertegas bahwa tidak lain Normalisasi Sungai dengan menutup seluruh aktivitas tambang atau Pabrik yang ada di Hulu sungai, Atau mencari aliran sungai baru yang masih masuk dalam kategori aman.
“Seperti kita ketahui di hulu sungai kegiatan tambang batu bara sudah bertahun tahun, bahkan diperparah dengan terus beroperasinya dua pabrik karet, itulah penyebab utama terjadinya kekeruhan sungai Bengkulu,kalau ditanya solusi ya sudah jelas harus ada normalisasi sungai dengan cara menutup tambang tambang dan pabrik yang beroperasi atau mencari aliran sungai baru menjadi sumber air bersih untuk PDAM secepatnya jangan nanti dan nanti”Tutup Dikcson
Pewarta: Arwin Binardi