KEBUMEN, SNN – Rendahnya harga tomat di Kebumen membuat para petaninya lesu tak bersemangat untuk memanennya. Harga normal yang mencapai Rp 4 ribu sampai Rp 5 ribu/kilogram, kini turun menjadi Rp 700,- sampai Rp 1.000,-/kilogram. Sungguh harga yang sangat ironis dan anjlok.
“Bila harganya normal kami memetiknya 2 kali seminggu sesuai dengan jadwal transaksi dengan pedagang. Namun sejak harganya jatuh akhir Agustus 2018 lalu, dalam dua minggu terakhir ini kami baru satu kali memetik,” ujar Sudarto, petani tomat Desa Bercong Kecamatan Buluspesantren Kebumen, di lahannya, Jum’at (14/09/2018).
Diduga jatuhnya harga tomat kemungkinan disebabkan jumlah panenan yang melimpah di kebun-kebun tomat di Kebumen maupun luar Kebumen, terang petani tomat Desa Setrojenar Kecamatan Buluspesantren Kebumen Darno.
“Menurut pengepul kepada kami stok tomat dari berbagai daerah saat ini sedang melimpah. Itulah sebabnya harganya jatuh, meskipun rata-rata kualitasnya bagus,” ujar Darno.
Selain pasrah menunggu membaiknya harga, salah satu cara agar tak mengalami kerugian, sejumlah petani tomat di Kebumen kini berusaha memetik sendiri tomatnya tanpa menggunakan buruh petik.