LEBONG, SNN – Kepala Dinas Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kabupaten Lebong Firdaus menjelaskan inovasi yang dilakukan dalam pelayanan Keluarga Berencana (KB) pada kondisi mewabahnya penyebaran virus Covid-19, Kamis (14/05).
Dengan mewabahnya penyebaran wabah virus Covid-19 sangat berpengaruh terhadap program pelayanan keluarga berencana (KB) karena dengan mewabahnya Covid-19 kita dibatasi pergerakan untuk melakukan pelayanan masyarakat, yang dibatasi saat melakukan pelayanan ulang ataupun pelayanan untuk KB yang baru. Karena banyaknya keterbatasan maka kita diharapkan melakukan beberapa inovasi untuk mencegah khusus pakai alat KB tersebut.
Inovasi yang dilakukan yakni sapa aseptor, tugas lapangan akan menghubungi langsung masyarakat mengingatkan kapan harus melakukan KB ulang, seperti suntik, pil dan alat pengaman. Dengan adanya inovasi tersebut diharapkan setiap peserta Kb itu bisa diingatkan agar mereka melakukan pelayanan ulang.
Inovasi kedua yaitu membuat jaringan dari Kader dengan petugas, seperti grup wa tinggal melalui media sosial, tugas kita melakukan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang program keluarga berencana. Sehingga pelaku dengan kondisi terbatas kita bisa melakukan KIE.
Yang ketiga kita mengharapkan petugas melakukan analisis data pelaporan tentang peserta KB setiap ulang, sehingga dengan menganalisis data yang ada maka sasaran yang akan ditemui itu jelas, maka dengan data itu kita bisa mengetahui keluarga tersebut menggunakan KB apa. Dengan adanya analisa data ini sasarannya jelas jadi peserta yang melakukan pelayanan ulang bisa di fasilitasi. Pemberitahuannya melalui analisa data jadi kita tahu sasarannya dan kami juga membuat jaringan komunikasi (daring) dengan Ikatan Bidan Indonesia di Lebong jadi melalui komunikasi inilah nanti kita bisa mengkondisikan pelayanan.
Disamping itu juga dilakukan pelayanan sistem mobil unit pelayanan yang dilakukan perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, yang lakukan pada 30 April 2020, dan kita menunjukkan titik yang sudah ditunjuk, pada tanggal 30 April kemarin sasaran kita tunjuk di beberapa titik yaitu, Tanjung Agung, Kelurahan Pasar Nurahman, desa Selebar Jaya, desa Lungupi Ujung Tanjung 1, Rambung Panjang. jadi itulah upaya kita untuk mengantisipasi atau mengatasi pelayanan KB di situasi covid-19 ini. gunanya ini supaya tidak terjadi putus pakai dalam keluarga berencana atau dalam bkkbn ini disebut drop out akan terjadi drop out maka ajang terjadi kehamilan yang tidak diinginkan, karena disamping keterbatasan kita melakukan pelayanan.
Himbauan kepada peserta KB dengan menggunakan alat kontrapensi yang modren tetapi bukan jangka panjang itu untuk selalu proaktif untuk mengatahui kapan dia melakukan pelayanan ulang, seperti suntik yang dilakukan selama 3 bulan makan dia harus mengontrol atau suntik ulang.
Harapannya bagi peserta KB untuk tetap merencanakan kehamilannya, “kita berharap untuk tidak hamil di masa Covid-19 ini kenapa ?, dengan hamil dimasa Covid-19 ini memiliki banyak dampak negatif karena dengan kondisi ekonomi masa sosial ini kita akan stress maka itu akan menghambat pertumbuhan janin. Kemudian hamil di masa Covid-19 ini banyak pengaruh kehamilan ini seperti melemahnya kondisi fisik. jadi kita berharap kepada masyarakat untuk menunda masa kehamilan dikondisi seperti ini,” tutup Kadis. (YNS/MNHR)