Bengkulu, sinarnusantaranews.com – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Bengkulu, menyampaikan hasil penyisiran nama-nama atlet yang akan berlaga di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua, 2-15 Oktober mendatang. Hal ini disampaikan Plt. Ketua KONI Provinsi Bengkulu Sanuludin bersama sejumlah atlet kepada Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Provinsi Bengkulu, Atisar Sulaiman, Senin (28/06).
Plt. Ketua KONI Provinsi ini menjelaskan penyisiran atlet dilakukan dengan mempertimbangkan arahan Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah beberapa waktu lalu. Yang meminta hanya mengirimkan atlet yang dipastikan meraih medali di ajang nasional.
“Besok, mau dilaporkan dulu ke Pak Gub kalau sudah disetujui baru kita ekspose,” ujarnya.
Disisi lain, Sanuludin menjelaskan terkait dengan pengiriman atlet ke PON XX Papua dengan mempertimbangkan kondisi Covid-19 dan juga situasi Papua saat ini. Sehingga berpeluang besar untuk Cabor beregu bakal tidak diikutkan ke ajang PON itu. “Arahan Pak Gubernur seperti itu, KONI harus patuh dengan arahan pemerintah,” imbuhnya.
Sementara itu, berkenaan dengan dicoretnya cabor beregu dari daftar atlet untuk PON Papua mendatang. Kemarin sejumlah atlet sepak bola mendatangi Kantor Gubernur Bengkulu.
“Intinya kami ingin diberangkatkan dalam PON Papua. Karena kami memiliki tiket untuk menuju PON dan sayang sekali jika kami tidak berangkat,” kata pelatih kiper, Ahmad.
Dijelaskannya, pihaknya memiliki alasan kuat, untuk kekeh ikut berlaga di PON Papua. Pasalnya, tim sepak bola ini menjadi nomor dua se-Sumatera. Juga tidak hanya mewakili Bengkulu tetapi mewakili Sumatera.
“Jadi kita harus pergi. Karena 32 tahun kita belum pernah lolos dan sekarang kita lolos, kenapa kita tidak pergi. Dengan alasan yang tidak jelas yaitu Covid dan keamanan. Ini tidak masuk akal. Kami layak untuk berangkat,” sesalnya.
Kedatangan para atlet ini pun diterima dengan baik oleh Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Provinsi Bengkulu, Atisar Sulaiman. Menurutnya, keputusan untuk tidak memberangkatkan Cabor beregu ini, sudah menjadi kebijakan bersama. Tak hanya sepak bola untuk cabor lainnya pun batal ikut. Misalnya Cabor bola voli. Ini diambil karena mempertimbangkan kondisi keamanan dan pandemi dan kondisi KONI saat ini yang kurang kondusif. Maka diputuskan bahwa yang akan di berangkatkan adalah atlet-atlet perorangan.
“Tetapi tidak semua atlet perorangan juga berangkat. Tentunya menyikapi persoalan seperti ini karena kita bisa memberangkatkan Cabor ini maka akan kita sia-sia dengan sparing atau hal yang lain seperti turnamen dan kita akan fasilitasi itu kalaupun mereka mau. Dan sejauh ini SK ketidak ikut serta cabor sepak bola ini belum terima dari KONI,” pungkasnya. (ADV)