Bengkulu, Sinarnusantaranews.com – Hari raya Idul Fitri di Indonesia selalu dirayakan dengan penuh kemeriahan dengan aneka tradisi yang tak dimiliki negara-negara lain seperti adanya Tunjangan Hari Raya (THR), takbiran, baju baru, makan ketupat, mudik, hingga halal bihalal.
Ketua Majelis Taklim Al-Mabrurah Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Provinsi Bengkulu Hj Leni Haryati John Latief mengatakan, gema takbir mensucikan, memuliakan dan membesarkan nama Allah subhanahu wa ta’ala telah selesai berkumandang di jalanan.
“Tidak terasa Ramadan berakhir. Hari kemenangan tiba. Saya, Leni Haryati John Latief mengucapkan mohon maaf lahir dan batin. Insya Allah kita semua kembali fitrah, bersih dari dosa seperti bayi yang baru lahir,” kata Hj Leni Haryati John Latief, Senin (24/4/2023).
Pembina Bundo Kanduang Provinsi Bengkulu ini menyatakan ikut merasakan kesedihan masyarakat berpisah dengan Ramadan sekaligus kegembiraan karena dapat menjalin tali silaturahim dengan orang tua, keluarga, para sahabat dan kerabat bersama tradisi mudik.
“Semoga kita semua tetap dalam keberkahan dan perlindungan dari Allah subhanahu wa ta’ala. Semua yang mudik diberikan keselamatan di perjalanan. Selamat berkumpul bersama keluarga. Jangan lupa sungkem kepada orang tua karena rida Allah ada pada rida orang tua,” ujar Hj Leni Haryati John Latief.
Alumni Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Curup ini menjelaskan, momen Idul Fitri merupakan momen yang luar biasa karena setiap orang dapat secara rendah hati mengaku salah, khilaf, dan tanpa malu meminta maaf dari hati yang tulus.
“Fitrah manusia senang untuk saling kasih mengasihi, saling hormat menghormati, saling harga menghargai. Kita kembali fitri karena sifat-sifat itu. Kita akan maju saat sifat-sifat seperti ini kita lestarikan,” tandas Hj Leni Haryati John Latief.
Ketua Badan Koordinasi Majelis Taklim Masjid Dewan Masjid Indonesia (BKMM-DMI) Provinsi Bengkulu ini menambahkan, Ramadan telah memberikan pelajaran agar manusia senantiasa berbuat baik dan menjauhkan perkara yang diharamkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
“Idul Fitri boleh berlalu, tapi bulan-bulan berikutnya harus tetap kita jadikan sebagai Ramadan sehingga kita selalu fitri, suci, selalu siap menyambut kematian dalam keadaan husnul khotimah,” demikian Hj Leni Haryati John Latief. (FB)