BANDUNG, SNN – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaeman enggan berkomentar mengenai pembahasan impor beras yang melibatkan pejabat pemerintah, tetapi ia menambahkan bahwa impor beras itu adalah paradigma lama.
“Ini adalah paradigma lama. Jangan menggunakan paradigma lama,” kata Amran di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat ketika membuka acara hortikultura pada hari Kamis, tetapi menolak untuk berkomentar lebih lanjut.
Direktur Utama Badan Urusan Logistik, Budi Waseso dan Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, terlibat dalam diskusi terbuka tentang apakah negara kita perlu mengimpor beras atau tidak.
Pada bulan April, pemerintah menetapkan rencana untuk mengimpor 2 juta ton beras tahun ini, yang diikuti oleh rekomendasi Menteri Perdagangan. Tetapi Budi mengatakan Indonesia memiliki stok beras yang cukup hingga Juni 2019.
Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pemerintah telah mengimpor 1,4 juta ton dari 2 ton yang direncanakan. Dia menambahkan bahwa karena masalah teknis, dimana negara-negara pengekspor tidak dapat memenuhi jadwal, pemerintah membatalkan impor dari 600.000 ton sisanya.
Sementara menolak berkomentar lebih lanjut, Amran mengatakan negara telah membentuk kedaulatan dan keamanan pangan. Dia menambahkan bahwa 1 juta hektar sawah di seluruh negeri siap dipanen.
Dia menjelaskan kementerian memodernisasi pertanian dengan investasi sebesar Rp 40 triliun (US $ 2,69 miliar) tahun ini, lebih tinggi dari investasi Rp 23 triliun tahun sebelumnya. Dia juga mendorong petani untuk meningkatkan ekspor komoditas pertanian.
(Dilansir dari thejakarta.post.com dengan judul “Rice import debate is old paradigm, agriculture minister says “)