BENGKULU, sinarnusantaranews.com – Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu Supran, menghadiri sekaligus membuka acara Penguatan Gugus Tugas Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) di Ballroom Hotel Mercure Bengkulu.
Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Asisten Deputi Revolusi mental kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) RI Alfredo Sani Fenat.
Dalam sambutannya, beliau mengatakan revolusi mental merupakan bentuk proses transformasi pembentukan karakter bangsa melalui pembangunan keluarga.
“Di dalam revolusi mental ditegaskan bahwa karakter dan kesejahteraan bangsa dapat tercipta diawali dari lingkup masyarakat terkecil yaitu keluarga. Dan revolusi mental diharapkan dapat meningkatkan pemahaman terhadap nilai-nilai luhur budaya bangsa,” ungkap Alfredo.
Ditambahkannya, Provinsi Bengkulu haruslah mencanangkan aksi GNRM yang bersifat melayani, bersih, tertib, dan mandiri.
“Perlu diketahui tujuan GNRM ini sendiri ialah untuk membentuk karakter bangsa yang berintegritas, bekerja keras dan bergotong royong. Hal itu sejalan dengan harapan Presiden Joko Widodo bahwa kebijakan pemerintah daerah tidak hanya sekedar sent tetapi juga delivered. Dimana program tidak hanya sekedar dilakukan untuk masyarakat tetapi justru harus diterima dan dirasakan oleh juga oleh masyarakat,” paparnya.
Sementara Plh Sekda Supran juga mengatakan Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu melalui kantor Kesbangpol akan mempercepat pelaksanaan kegiatan gerakan revolusi mental di Provinsi Bengkulu.
“Kita akan melaksanakan imbauan dari pusat, dimana Pemda Provinsi Bengkulu bersatu dan bertujuan untuk pemahaman dan kesadaran seluruh masyarakat akan pentingnya revolusi mental, mengevaluasi mental dan kepribadian masyarat dalam berbagai bidang di dalam sendi sendi berkehidupan,” tegas Supran.
Menurutnya, ini merupakan ide dasar dari digaungkannya kembali gerakan revolusi mental oleh Presiden Joko Widodo. Jiwa bangsa yang terpenting adalah jiwa merdeka, jiwa kebebasan untuk meraih kemajuan. Jiwa merdeka disebut Presiden Jokowi sebagai positivisme. (rls)