BENGKULU, SNN – Pelaksana Tugas Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, terima penghargaan sebagai Pembina Program Kampung Iklim (Proklim) 2018, dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI.
Penyerahan penghargaan tersebut, berlangusng di Auditorium Manggala Wanabakti Kementerian LHK,Rabu (24/10).
Selain Provinsi Bengkulu, terdapat 10 provinsi dan 41 kabupaten/kota juga menerima penghargaan yang sama.
Program Kampung Iklim (Proklim) 2018 yang mengacu pada Permen LHK Nomor 84 tahun 2016 tentang Program Kampung Iklim, merupakan langkah untuk mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam melaksanakan aksi lokal, untuk meningkatkan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim dan pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
Pada kesempatan tersebut, Rohidinmenegaskan, pemerintah terus berupaya mendorong masyarakat untuk melakukan adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim pada lingkungan. Dengan begitu,menurut Rohidin, daerah yang tadinya panas kalau terawat dan tertata dapat menjadi sejuk dan asri.
“Menjaga lingkungan wajib dilakukan, apalagi dampak perubahan iklim sangat terasa. Himbauan pada daerah terkait proklim terus dijalankan, sehingga tercipta daerah yang nyaman dan tertata,” ujar Mantan Wakil Bupati Bengkulu Selatan ini.
Menurutnya, program ini bermanfaat untuk kemajuan daerah, pada Proklim 2018 Desa Kali Padang menerapkan program ini dan berhasil menyabet penghargaan sebagai salah satu desa terbaik dalam program kampung iklim.
“Sekarang Desa Kali Padang Rejang Lebong yang dapat, besok harus ada desa lain yang dapat penghargaan. Penerapan Proklim dengan menjaga dan membangun lingkungan agar lebih sejuk dan asri wajib digalakkan,” tutur Rohidin.
Senada dengan itu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Siti Nurbaya, menyampaikan penghargaan ini sebagai Wujud apresiasi kepada pemerintah daerah yang secara aktif telah melaksanakan pendampingan dan pembinaan Proklim di wilayah setempat.
“Konsep dasar ketahanan iklim sudah diterapkan dengan baik melalui ProKlim. Kampung iklim sarana yang baik sebagai bagian ketahanan bangsa,” ucapnya
Orientasi ketahanan iklim di Indonesia berarti juga merupakan ketahanan nasional yang menjadi tombak terdepannya ada di level keluarga, Rukun Tetangga (RT), hingga kampung atau desa. ProKlim mengimplementasikan adaptasi dan mitigasi yang dalam jangka panjang akan mengurangi tantangan dan biaya dalam menghadapi perubahan iklim.
“Upaya yang dilakukan bapak dan ibu terkesan kecil, tapi itu sebenarnya besar untuk ketahanan iklim nasional,” ungkap Menteri yang juga Lulusan Institut Pertanian Bogor tersebut.