BENTENG, SSN– Febri, 26 tahun, tak menyangka ia bersama 6 kendaraan bermuatan sayur mayur yang disopirinya dari Kabupaten Kepahiang bakal tersendat di desa Talang Empat, Bengkulu Tengah.
Ia sesama pengngkut sayur lainnya berangkat dini hari naas hujan lebat menghambat perjalanan. kejadian itu mereka alami saat hendak melintas di Bajak kecamatan Taba Penanjung. Longsor besar terjadi seketika, mengakibatkan luberan tanah jatuh ke jalan. Mereka terpaksa berhenti, hingga beberapa jam lamanya menunggu longsoran tanah selesai dibersihkan dari petugas berwajib.
“di sana kami terpaksa nunggu sampai jalan benar2 bersih dn bs dilalui, memakan waktu cukup lama, bahkan bermalam di dekat lkkasi longsor,” tutur Febri.
Setelah beberapa lama menunggu,jalan sudah bisa dilalui. Kendaraan yang berisi sayur mayur kemudian melanjutkan perjalanan dan ekstra hati-hati, memasuki desa Talang Empat. Karena amblesnya jalan hampir separuh badan sudah menanti dipandangan mata. Setelah melewati patahan jalan dengan perasaan cemas, perjalanan dilanjutkan hingga menjumpai banjir besar di desa Talang Empat.Pada titik pertama kendaraan roda 2 dan roda 4 dilarang melintas, karena meski 2 titik pertama yang jaraknya berdekatan, hanya dikisaran betis. Namun di titik 3 banjir sudah menyerupai sebuah danau dengan ketinggian 1,5 m. Naasnya, 1 truk bermuatan buah sawit, tbs tampak hampir “tenggelm” sejak beberapa lama.
Melihat hal tersebut, rombongan pembawa sayur tak ada pilihan selain menunggu susutnya air sampai bisa melintas. Ditengah bayang-bayang membusuknya beberapa jenis sayur di atas bak mobil.
“kalau jenis sayur keras mungkin bisa bertahan 2 hari, seperti terong, tapi untuk kol, atau sayur pucuk sudah dipastikan tdk bisa dijual lagi,” ujar Febri.
Sayur dari Kepahiang sendiri terang Febri, menyumbang 20% stok komoditi sayur kota Bengkulu. Dengan jumlah yang cukup besar itu dia mengaku merugi, kondisi banjir yang menghambat pengiriman bahan menu harian tersebut.
“kami menghindari itu, tapi bagaimanapun keadaannya, sayur ini tetp harus sampai ke kota bengkulu dan dijual,” tandasnya.
pewarta: Dedy Irawan
Editor : Asri