LEBONG, SNN – Pembagian Bantuan Sosial Tunai (BST) melalui kantor pos sebesar Rp. 600.000 di Kelurahan Tes Kecamatan Lebong Selatan diduga tidak tepat sasaran dan data penerima aburadur, bahkan jauh dari kriteria yang sepatutnya menerima, di dalam hal ini dengan cara pendataan seperti apa yang dilakukan pihak terkait,,?
Dan kenapa masih menerima jika merasa mampu sedangkan masih banyak masyarakat yang betul-betul membutuhkan dan wajar menerima justru tidak dapat, ada apa dengan TKSKnya serta pihak terkaitnya,,,?
Pada pembagian BST di wilayah Kecamatan Tes pihak RT dan RW setempat tidak dilibatkan, ketika melakukan pendataan warga secara langsung.
Yang lebih mengejutkan lagi, kok bisa orang yang menerima BST ini orangnya sudah meninggal, namun nama orang yang sudah meninggalpun mendapatkan bantuan ini, dan ada salah satu PNS, nama warga yang double, serta suami istri pun dapat keduanya bantuan BST tersebut, ada apa,,,?
Ketika dikonfirmasi oleh awak media SNN, Ketua RT 04 RW 01 Darwin sangat mengeluhkan tentang adanya bantuan BST ini. “Ada ketidakadilan tentang bantuan ini,” ujar Ketua RT 04, sambil menundukkan kepalanya dengan wajah murung.
Menurut keterangan RT bahwa sekitar kurang lebih 200 KK (kepala Keluarga) yang mendapatkan bantuan, namun hanya ada 1 satu orang di wilayah RT 04 yang menerima BST, warga tersebut ternyata dia adalah salah satu bidan di Puskesmas.
Dilain tempat awak media juga mengkonfimasi ke RW 01 Hendra Lubis yang mengungkapkan bahwa, “data penerima BST di wilayahnya itu merupakan data yang lama, sebab pendataan terbaru belum ada. Kami perangkat pun belum ada perintah untuk melakukan pendataan ulang, selain itu yang mendapatkan BST itu warga yang tidak layak dan seharusnya wajar untuk menerima mereka tidak mendapatkan bantuan tersebut. Jadi kami perangkat juga bingung dengan pendataan tersebut,” ungkap RW 01.
Awak media SNN segera tanggap dan mendatangi lokasi penerima BST, alhasil setelah kami datangi rumah yang di maksud, rupanya betul menurut keterangan tetangganya bahwa bidan tersebut mendapatkan BST.
Salah satu warga Tian Anggara mengeluhkan dengan kebijakan yang telah diambil pihak terkait, “kenapa warga seperti kami tidak dapat BST ini, lihatlah rumah dan keadaan saya,” ujar Tian.
Selain keluhan dari salah satu warga, awak media melakukan adu banding dengan warga sekitar rumah penerima BST, persis di depan rumah bidan yakni rumah Aryanto dimana ia tinggal bersama anak istri dan orang tuanya yang berumur 80 tahun, mereka tidak mendapatkan bantuan apapun. “Padahal, hidup kami susah, rumah kami reot, kerja kami serabutan, kok bisa begitu ya, orang miskin seperti kami tidak terpilih,” ujarnya.
Dengan adanya pemberitaan melalui media SNN diharapkan pihak terkait untuk menelusuri hal ini, karena banyak warga yang membutuhkan tidak menerima bantuan tersebut. Besar kemungkinan data penerima BST ini dilakukan oleh pihak Kelurahan karena RT dan RW setempat tidak mengetahui pendataan yang ada. (YNS/MNHR)