KEPAHIANG, SNN – Penuh Makan dengan adanya masyarakat desa Tebat Monok Kecamatan Kepahiang Kabupaten Kepahiang yang di vonis positif Covid-19 dengan rasa peduli kemanusian yang begitu besar ditunjukkan Kepala Desa Tebat Monok dan perangkat desa serta lapisan masyarakat mulai dari ditetapkan hasil SWAB sampai hari ini berbagai metode pencegahan dan pemutusan tali rantai pandemi Covid-19 yang diterapkan oleh Kepala Desa Tebat Monok, baik melalui kebersihan lingkungan, penyeprotan disinfektan secara merata sampai tempat pencuci tangan di setiap penjuru desa dan jalan-jalan Desa Tebat Monok diberikan demi untuk menciptakan kenyamanan serta menghilangkan rasa takut yang dirasakan oleh masyarakat dampak dari hasil SWAB yang diumumkan beberapa hari lalu, dengan metode ini hendaknya masyarakat mematuhi setipa porta-porta yang sudah ditetapkan dan dihimbaukan, dapatlah masyarakat mematuhinya dengan sebaik-baiknya sehingga tali rantai Covid-19 ini betul-betul sirna dari Desa Tebat Monok ini dan umumnya Indonesia.
Didalam kebersamaan ini turut juga hadir langsung bapak Kepala Desa Tebat Monok, Padila, S. A. Md dan Sekdes Rodiansyah serta Bhabinkamtibmas Tebat Monok bapak Bripka Herwa Junaidi S. Ip, perwakilan masiswa UMB Bengkulu Baka Imam Patona, Helpan Saputra, Dedy Wanda Kusumah dan lapisan masyarakat.
Saat diwawancarai oleh awak media SNN Bapak Kepala Desa Tebat Monok menjelaskan, “ini kita lakukan demi untuk menciptakan kenyaman dan ketenangan masyarakat desa kami, dan para pengguna jalan, dampak dari warga yang di vonis Covid-19 ini betul-betul terasa baik di bidang penghasilan masyarakat, pekerjaan bahkan yang lainnya. Namun akan kita ciptakan dan kita balikan kondisinya sehingga bisa lebih baik lagi dengan sekuat dan sebisa kemampuan kami,” jelas Kades.
“Hari ini kita lakukan penyemprotan disnfektan keseluruh Desa Tebat Monok ini dan akan kita pasang di 25 titik tempat mencuci tangan lengkap dengan peralatannya, sehingga siapapun yang singga di desa kami ini merasa nyaman dan bersih, jangan takut berkunjung ke desa kami kita sudah sediakan portap-portap yang sudah ditetapkan dari pemerintahan bahkan inisiatif ini kita ambil berdasarkan musyawarah Desa Tebat Monok,” ucap Fadila.
Lanjutnya, “sekali lagi saya katakan jangan ragu untuk berkunjung di desa kami, sebab desa kami akan selalu kita buat selau steril, sehingga rasa kecemasan kalian akan berubah menjadi baik, dan juga saya himbaukan mari sama sama kita brantas penyebaran Covid-19 ini dengan seseriusnya sehingga Kabupaten Kepahiang ini betul betul lepas dari zona merah, mari kita tinggalkan dulu tentang politik yang tak bermutu di dalam menghadapai pademi Corona ini, kita bangkit bersama-sama melawan Covid-19 ini.”
“Contoh di desa kami mampu bangkit untuk memutar keadaan sehingga lebih baik, sudah ada yang di vonis Covid tapi kami mampu berdiri dan bersama-sama menciptakan kenyaman dan membuang rasa takut dan berjibaku memutuskan tali rantai pandemi ini, yang perlu kalian tahu kami butuh wujud nyata bukan sebuah pencitraan yang tak bermutu, yang kita butuhkan saat ini bagaimana cara agar masyarakat Tebat Monok ini nyaman, aman dan terbantu, baik dari kebutuhanya mau pun keselamatannya, itu yang masyarakat saya butuhkan.”
“Perlu diketahui selain dari BPBD belum ada pihak manapun yang menunjukkan aksi nyatanya, yang kebanyakan pencitraan dan menciptakan kecemasan untuk masyarakat, maka dari itu marilah kita bersama-sama bangkit dengan seseriusnya untuk memutuskan tali rantai pademi Covid-19 ini,” tutup Fadilah. (FB)