BENGKULU, SNN – Pasca gempa dan tsunami di Kota Palu dan Donggala yang banyak menelan korban jiwa, David Suhardi Mengingatkan Pemerintah agar sesegera mungkin melakukan sosialisasi Mitigasi bencana, karena Bengkulu juga daerah rawan gempa dan tsunami seperti halnya Padang,Provinsi ini membentang sepanjang pantai barat Sumatera, dengan panjang garis pantai kurang lebih 525 km,tapi masih minim upaya mitigasi bencana.
Mitigasi bencana adalah salah satu upaya tanggap bencana, ini berkaitan dengan pengetahuan saat tanda-tanda bencana akan muncul dan tindakan yang harus dilakukan pada saat bencana terjadi.
Salah satu Calon Legeslatif DPRD provinsi Bengkulu, David Suhardi juga pernah menjadi Anggota TNI AD yang ditempatkan di daerah-daerah mengalami bencana besar seperti aceh dan Padang sebelum iya memutuskan mengundurkan diri saat maju menjadi calon walikota Kota Bengkulu 27 Juni lalu.
David Menceritakan pentingnya mitigasi bencana, sebagai mana Keadaan beliau pada saat bertugas di Aceh dan padang“Saya salah satu korban selamat gempa tsunami Aceh 2004. Bersama 23 anggota, kami turut digulung-gulung ombak tsunami, 6 orang anggota menjadi korban. Waktu itu benar-benar kita tidak tahu apa itu tsunami, apa tanda-tanda awal akan terjadinya, bagaimana langkah antisipasinya, Memang saat itu sangat minim sosialisasi tentang tsunami. Setelah tsunami Aceh 2004, barulah pemerintah dan masyarakat “melek” tentang tsunami”Tutur David
Pasca Gempa dasyat yang mengguncang Padang, Davit menjelaskan bagaimana Kota itu mulai menerapkan pentingnnya Mitigasi Bencana “Waktu saya dinas di Padang tahun 2013, ada hal menarik yang saya lihat dilakukan oleh Pemda dan masyarakat sana. Ada semacam prosedur tetap (Protap) peringatan bahaya gempa tsunami dibuat, disampaikan setiap kali akan dimulainya suatu pertemuan/rapat/acara di dalam gedung”
Melihat Posisi Bengkulu yang selama ini ditetapkan Provinsi Rawan Gempa dan Tsunami, namun kurangnya perhatian Pemerintah Provinsi Bengkulu dalam mensosialisasikan kepada masyarakat tentang mitigasi bencana, David mengharapkan Pemerintah untuk sesegera mungkin untuk melakukannya.
“Sesekali perlu dirancang latihan dalam situasi yang darurat/chaos, sehingga apabila bencana itu benar-benar terjadi, proses tanggap bencana masih tetap bisa berjalan, walaupun dengan tertatih-tatih, karena sudah ada plan”Tutupnya
Pewarta : Arwin Binardi